Pengertian Kudeta Dan Sejarah Kudeta Di Indonesia


Sebelum mengisah sejarah kudeta maka kita perlu tahu apakah sebenarnya kudeta itu?? Kata kudeta berasal dari bahasa Perancis, coup d’etat yang bermakna serangan atau pukulan pada negara. Seorang ahli sosial Samuel P. Huntington mengidentifikasi tiga jenis kudeta, yakni:
Breakthrough coup d’etat: 
Breakthrough coup d’etat terjadi tatkala militer melancarkan revolusi untuk menggulingkan pemerintahan tradisional dan menciptakan elite birokrasi baru. 

Guardian coup d’etat: 
Guardian coup d’etat terjadi tatkala militer melakukan kudeta dengan dalih menegakkan tatanan publik dan sejumlah alasan lain yang telah melekat pada alam pikir militer dan selalu dikaitkan dengan patriotisme.

Veto coup d’etat: Veto coup d’etat
terjadi ketika militer memveto atau menolak eksistensi kelompok-kelompok tertentu dalam politik dan berkonfrontasi dengan kekuatan politik oposisi-sipil.

Sejarah Kudeta di Nusantara

Kudeta Ken Arok

Di Indonesia (Nusantara selebelum 17 Agustus 1945) Sudah terjadi ratusan peristiwa perebutan kekuasaan dari penguasa yang sah, dan peristiwa ini bisa dimasukkan dalam kategori kudeta, peristiwa kudeta itu bisa ditulis antara lain:

Kudeta Ken Arok

Sekitar Abad Ke-12 Ken Arok Membunuh Adipati Tumapel: Tunggul Ametung dan merebut istrinya Ken Dedes Serta merebut kekuasaan Tunggul Ametung. Kelak Ken Arok kemudian menjadi pendiri kerajaan Besar SingaShari.

Kudeta Ra Kuti

Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit carut marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Ra Kuti dan Sengkuni. Kondisi itu memaksa Raja Jayanegara untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander dengan pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada. Berkat siasat Gajah Mada, Jayanegara berhasil kembali naik tahta dengan selamat. Adapun Kuti dan Sengkuni berhasil diringkus dan kemudian dihukum mati.

Kudeta Aria Penangsang

Pada Abad ke-15 Aria Penangsang berusaha melakukan pembunuhan terhadap sultan Hadiwijaya oleh aria Penangsang dilakukan dengan aneka cara diantaranya setelah perundingan diplomatis, dimana secara diam diam oleh aria Panangsang. Dimana dalam perundingan tersebut mengalami jalan buntu akibat tidak terimanya usul sultan Hadiwijaya memberikan Demak kepada aria Penangsang dan status Demak sebagai kadipaten dibawah kesultanan Pajang.
Sangat beruntung bagi sultan Hadiwijaya, karena seusai perundingan menyimpang dulu ke wilayah gunung Danaraja ,Jepara untuk bertemu dengan Ratu Kalinyamat yang sedang bertapa lukar umbar aurat. Tujuan Sultan Hadiwijaya berkunjung ke Danaraja adalah memenuhi permintaan sunan Kalijaga untuk menghentikan tapa lukar umbar aurat Ratu Kalinyamat. Sultan Hadiwijaya berhasil menghentikan tapa lukar umbar aurat Ratu Kalinyamat. Dan membawa sang Ratu kembali ke Jepara untuk memimpin kabupaten Jepara yang lama kosong ditinggal bertapa. Himbauan Sultan Hadiwijaya kepada Ratu Kalinyamat, menyatakan bahwa jika Jepara dibiarkan kosong, maka dengan mudah aria Penangsang dapat merebut Jepara, serta membiarkan Jipang menjadi lebih kuat. Dalam perjalanan pulang dari Jepara ke Pajang, rombongan sultan Hadiwijaya dihadang oleh Pasukan Jipang. Akan tetapi pasukan ini gagal memerangi sultan Hadiwijaya dan rombonganya. Bahkan seultan Hadiwijaya berhasil menawan sisa pasukan Jipang yang masih hidup. Namun dilepaskan dengan membawa pesan untuk mempermalukan adipati Jipang. Gagalah Usaha perebutan kekuasaan Aria Penangsang.

Kudeta Petani Banten

Pemberontakan di Banten tahun 1888 itu seperti suatu fenomena yang berdiri sendiri. Tetapi peristiwa pemberontakan tahun 1888 di Banten itu bukan suatu tindakan yang tiba-tiba di pihak petani yang tidak tahu apa-apa, yang mengamuk karena fanatik agama, seperti yang hendak dikesankan oleh beberapa laporan. Sejak hari pertama sudah jelas bahwa pemberontakan ini merupakan suatu pemberontakan yang telah dipersiapkan dan direncanakan dan mempunyai lingkup yang jauh melampaui batas-batas kota kecil Cilegon. Peristiwa itu merupakan kulminasi suatu gerakan pemberontakan yang selama bertahun-tahun bergiat secara terang-terangan atau secara rahasia. Usaha para Petani ini ingin menggulingkan kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda di Banten.

Kudeta Peta di Blitar

Rakyat tidak sanggup lagi menahan penderitaan, lama kelamaan rakyat menjadi berani. Mereka bertekat untuk melawan Jepang. Pada tanggal 14 Februari 1945 terjadilah Pemberontakan Peta di Blitar yang paling menggoncangkan pemerintah militer Jepang, karena pelakunya justru prajurit binaan Jepang. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Supriyadi, karena mempunyai benih-benih, baik yang berasal dari dalam kehidupan Daidan (Komandan Batalyon/Mayor) Blitar itu sendiri maupun keadaan masyarakat yang cukup menderita, akibat penjajahan Jepang yang selalu merugikan rakyat Indonesia. Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah: apa yang melatarbelakangi Pemberontakan Peta di Blitar, dan bagaimana bentuk Pemberontakan Peta di Blitar yang di bawah pimpinan Supriyadi.

Pemberontakan PKI Madiun

Peristiwa Madiun adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Kota Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifoeddin. Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun.Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun,baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).

Pemberontakan DI/ TII Jawa Barat Kartosurwirjo

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya Persetujuan Renville pada 17 Januari 1948 .Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) bersama pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabillah(kurang lebih sebanyak 4000 orang . Ia menolak untuk membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui lagi keberadaan RI. dan tujuannya juga menentang penjajah Belanda di Indonesia. Akan tetapi, setelah makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa Cisayong,Jawa Barat dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat itu lah tidak sedikit rakyat yang menjadi korban. Upaya pemerintah untuk menghadapi gerakan DI/TII pemerintah bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah taktik dan strategi baru yang disebut Perang Wilayah.Pada 1 April 1962 dilancarkan Operasi Bharatayuda yaitu operasi penumpasan gerakan DI/TII. Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.Ia sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.

Itulah beberapa dari ratusan peristiwa yang bisa digolongkan dalam kategori Kudeta, atau perebutan atau percobaan perebutan Kekuasaan dari penguasa yang sah, baik sejak masa Kerajaan Hindu-Buddha, Masa Kerajaan Islam, Masa pemerintahan Kolonial Belanda, masa pemerintahan Pendudukan Jepang, Masa Kemerdekaan Indonesia.

Blog Ini Didukung Oleh :


0 comments:

Post a Comment